Long Journey to Antam
Yap!!! Kira-kira itu judul yang tepat untuk kegiatan studi tur sehubungan dengan mata kuliah SIA (Sistem Informasi Akuntansi) yang kami lakukan selama 3 hari ini. Kisah dimulai pada hari rabu, 14 November 2007. Perjalanan ini sendiri sudah direncanakan seminggu jauh sebelum lebaran. Kita disuruh kumpul pukul 14.00 di pelataran kampus. Saya sendiri nongol di kampus sekitar pukul 13.30. Langsung cari tempat di bus kedua. Istrirahat sejenak lalu bareng Martang sama Ufan saya pasang spanduk yang sudah dipersiapkan sejak
kemarin dulu.Perlu diketahui spanduk dikerjakan bersama di kamar Syahrin dengan menggunakan sekitar…hmmm…kalau tidak salah ..7 tenaga manusia yaitu Syahrin, Ufan, Sabir, Nirwan, Rahman, Fatwa, dan tentunya saya sendiri. Walaupun sempat molor karena satu dan lain hal, akhirnya kita berangkat juga sekitar pukul 15.00 dengan menggunakan 2 armada Damri.
Perjalananan pun dimulai…
Sempat 3 kali berhenti di jalan, yang pertama Kak Subhan minta tolong dijemput di bundaran Mandonga. Sementara bus yang pertama sudah jauh di depan. Yang kedua, Kak Awal lagi yang minta ditunggu. Dia menyusul pake ojek lho… trus yang ketiga kalinya berhenti lagi karena tasnya Sabir jatuh terlempar keluar. Kali yang ketiga ini kita ditunggu sama bus pertama. Jadi tidak ketinggalan terlalu jauh. Yang lucu nih, 3 kali berhenti itu selalu di depan kantor Pos. Kayaknya sopirnya tahu tuh kalau ada anak pegawai pos yang terselip di dalam, hehehe… Tapi saya tidak begitu ingat apa nama 3 daerah itu, yang jelas belum sejam perjalanan. Maklumlah, orang yang baru pertama kali jalan lewat sini.
Ternyata ada pemberhentian yang keempat. Ini sudah menjelang maghrib, tapi bukan buat shalat maghrib. Teman-teman pada mau shalat Ashar. Untung saya sudah jama’ tadi sama Dzuhur. Masih sempat pula foto-foto. Spanduk yang kita pasang tadi ternyata sudah copot. Habis talinya pungut sana-sini, tidak ada dalam manifest perjalanan kali ini, jadi kualitasnya tidak prima, hohoho…Tambahan lagi bus yang di depan itu larinya kencang sekali, kita yang di belakang selalu ketinggalan jauh jadinya. Entah sopir bus pertama yang jago atau sopir bus kedua yang lelet??? Teman-teman yang lain pasti punya penafsiran sendiri. Eh, lupa bilang kalau tadi di jalan Syahrin pusing kepala jadi dia rebahan di kusi belakang. Akhirnya teman-teman yang lain harus mengalah (baca : berdiri) karena dia ambil jatah 3 orang. Maklum, panjang badannya 2x lipat teman-teman kebanyakan….
Akhirnya kita tiba di Kota Kolaka pkl 19.30. Sempat terkatung-katung selama 15 menit kita dapat penginapan juga, Wisma Merpati namanya. Usut punya usut ternyata ini punya neneknya Zainab lho. Saya sekamar sama Rahman, Syahrin, dan Ufan di kamar 018. Mandi bergilir, lalu shalat berjama’ah. Shalatnya di jama’ lagi. Habis shalat langsung cari makan. Perut sudah melilit soalnya. Apalagi yang namanya Syahrin, paling tidak tahan kalau perutnya kosong.
Selesai makan pulang ke kamar, langsung tiduuuuur!!! Mata juga sudah minta istirahat soalnya. Teman-teman masih diskusi soal ke Antam besok. Saya diminta gabung, tapi benar-benar sudah tidak kuaaat…
Pagi pun menjelang…
Para penghuni wisma pun mulai keluar dari kamarnya masing. Bercengkerama sebentar, lalu bersiap-siap untuk ke Antam. Kita start pkl 08.30 tujuan Antam, Pomalaa.
Sampai di Antam sekitar pukul 09.30. Sungguh keadaan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Kami disambut layaknya rombongan menteri, hehehe…ruang diset seperti…wah, yang jelas tidak pernah terlintaslah di benakku… kalau tidak percaya, lihat sendiri di gallery foto di akhir cerita. Ciee…
Acara dibuka oleh… kalau tidak salah Pak Herman, Manajer Keuangan di Antam Pomalaa. Lalu ada penyajian materi siklus Operasional oleh Pak Heri, Manajer Sumber Daya Manusia. Mudah-mudahan benar nama sama jabatannya nih, soalnya kejadiannya sekitar sebulan yang lalu sementara ditulisnya pas tahun baru tanggal 1 Januari 2008…hehehe. Kalau mau tahu detailnya, tanya Bu Mul saja deh, karena beliau yang banyak berinteraksi dengan para petinggi-petinggi Antam tersebut.
Singkat cerita, setelah penyajian materi dan sesi diskusi selama kurang lebih 2 jam, kami pun diarak…eh, bukan, dipandu berkeliling setelah sebelumnya dibagikan helm sama masker buat proteksi di lokasi nanti. Yang pertama ke lokasi penambangan lalu ke lokasi pabrik. Di lokasi penambangan kami ditunjukkan beberapa sample nikel mentah, mulai dari yang berkadar rendah sampai yang tinggi. Di areal pabrik kita cuma boleh melihat dari jauh, karena tidak memakai sepatu bot yang merupakan salah satu standar keselamatan. Pihak Antam tentu tidak mau mengambil resiko jika terjadi sesuatu pada kami.
Eh, ada kejadian lucu pas di lokasi penambangan. Pak Hamid sempat ditegur oleh pihak Antam karena naik ke puncak galian tambang nikel, hehehe. Kalau jatuh bagaimana jadinya, kan repot? Akhirnya langsung kembali ke Aula. Makan siang yang sudah dipersiapkan dari wisma setelah mengumpulkan tambahan dana 10 ribu per orang akhirnya tidak disentuh. Pihak Antam sudah menyediakan ternyata, wah….benar-benar…
Setelah makan siang dan istirahat sejenak dengan diiringi lagu melankolis dari siapa…namanya, sudah lupa, acara pun ditutup. Lalu berfoto bersama dengan para karyawan Antam. Kami pun dilepas untuk kembali ke Wisma. Wah, kejadian lagi nih ditinggal sama bus pertama. Kali ini gara-gara nunggu Fatwa yang lagi di WC. Sepuluh menit berlalu, bus pun mulai bergerak. Eh, pas sampai di pertigaan yang ada Tugu Bahari, teman-teman yang dibus pertama lagi asyik foto-foto. Keki juga sih, tapi malas turun yang disebabkan kecapean ditambah ngantuk.
Eh, sudah lewat satu halaman nih dari hanya 3 halaman yang sudah ditetapkan Bu Mul. Tapi tidak apalah, habis memang pengalamannya masih banyak sih. Mudah-mudahan bisa selesai di halaman ini….hohoho.
Begitu sampai di Wisma sekitar pukul 15.15, anak-anak langsung berhamburan ke kamar masing-masing setelah mengambil jatah nasi kotak yang tidak disentuh di Antam tadi. Pkl 17.00 lewat dikit baru teman-teman pada siuman, hehehe. Saya sendiri tidak bisa tidur lagi. Langsung mandi saja, biar gerah pada hilang lenyap semua. Malam habis Isya baru beraksi lagi. Kali ini penghuni kamar 18 + kamar 4 (Itho, Emy, Dewi, Fatwa, Indah, dan Amang) + Pak Hamid menjelajahi pelabuhan Kolaka buat take picture for best moment that will never forgotten, cieeh..
Kembali ke kamar tidak mikir makan malam lagi karena sudah dijatah makan sore tadi pake nasi kotak yang tidak terjamah, hihihi. Sebelum tidur, saya ke kamarnya Zainab dkk buat ngobrol, eh tidak tahunya dapat tambahan ransum buat tambal perut sampai besok pagi. Balik ke kamar pkl 23.00. Eh, belum cerita kalau Pak Hamid setelah pulang dari Antam nginap di kamar kita dan jadi lebih akrab. Baru tahu saya, kalau Pak Hamid dari Bau-Bau juga…
Pagi foto-foto lagi di pelabuhan. Kali ini ajak Ela dkk. Pak Hamid tetap ikut dong. Mulai sini diringkas saja nih, sudah kebanyakan soalnya. Habis sarapan sampai siang di wisma saja ngobrol. Lepas shalat jum’at di Masjid dekat wisma kita check out lalu ke rumah Kak Swasti buat makan siang. Habis itu sekitar pkl 15.00 baru balik ke Kendari setelah jemput Bu Mul di SMEA. Sama seperti datangnya,, saya berdua sama Azhar nyanyi terus sepanjang jalan.
Tiba di Kendari sekitar pukul 19.00. Teman-teman banyak yang turun di Bundaran Mandonga. Saya sendiri turun di Wua-Wua naik Ojek ke wulele, makan malam, shalat jama’ maghrib Isya. Lalu tidak sadarkan diri sampai besok…
That’s all folks!!!
0 Response to "Long Journey to Antam"
Post a Comment